Tauhid Uluhiyah | Aku Sangat Mencintaimu Ya Allah
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله، وبعد
Kita semua telah memahami bahwa tingkat kemampuan kita dalam optimalisasi kepatuhan kepada Allah swt berbanding lurus dengan tingkat iman kita. Demikian pula dengan kekuatan jiwa kita untuk mengalahkan syetan, sebanding dengan kekuatan iman kita. Semakin tinggi iman kita, niscaya kita semakin kuat mengamalkan perintah Allah swt dan menjauhi laranganNya, dan kita semakin kuat mengalahkan syetan kita. Sebaliknya, kemalasan beribadah, keengganan beramal shaleh dan kelalaian berdzikir adalah indikasi kekalahan kita terhadap syetan dan sekaligus sebagai bukti nyata kelemahan iman kita.
Kekuatan iman terletak pada penghayatan keyakinan Tauhid dan rukun iman. Karena itu, maka upaya peningkatan dan penguatan iman, sangat erat kaitannya dengan penghayatan keyakinan Tauhid dan rukun iman. Upaya ini tentu berawal dari pembelajaran dan renungan serius. Karena itulah maka kita wajib mempelajari ilmu tauhid.
Kita semua telah mengetahui bahwa Tauhid itu terbagi tiga :
1. Tauhid Rububiyah.
2. Tauhid Uluhiyah.
Kita telah mengkaji Tauhid Rububiyah secara rinci. Saat ini kita mulai kajian Tauhid Uluhiyah.
Tauhid Uluhiyah ialah : Keyakinan yang benar dan utuh, tidak dinodai dengan keraguan sedikit pun terhadap kebenaran kalimat Tauhid : لا إله إلا الله tidak ada sesembahan yang benar selain Allah.
Penjabaran dari pengertian لا إله إلا الله mencakup keyakinan :
- لا محبوب إلا الله Tidak ada yang dicintai lebih dari Allah swt.
- لا مخوف إلا الله Tidak ada yang ditakuti lebih dari Allah swt.
- لا مرغوب إلا الله Tidak ada yang diharap bantuannya lebih dari Allah swt.
- لا مطاع إلا الله Tidak ada yang ditaati lebih dari Allah swt.
- لا معبود إلا الله Tidak ada yang disembah selain Allah swt.
Mari kita merenungkan point pertama dari pengertian لا إله إلا الله yaitu: Tidak ada yang dicintai lebih dari Allah swt. Cinta kepada Allah adalah tuntunan dan tuntutan iman. Tak ada iman tanpa cinta kepada Allah. Bahkan cinta kepada Allah itulah barometer iman. Dan kita wajib berupaya keras agar cinta kita kepada Allah melebihi cinta kita kepada apapun dan siapa pun.
Menumbuh suburkan cinta kepada Allah swt dalam hati kita melalui peneguhan-peneguhan keyakinan Tauhid Rububiyah dengan renungan-renungan serius pada fakta dan bukti kebenaran Tauhid Rububiyah.
Sebagai contoh:
Alangkah besar nikmat pemberian Allah swt kepada kita. Allah menciptakan kita dengan bentuk yang mulia. Allah swt memberi rezeki kepada kita dengan rezeki yang mulia. Kita dibesarkan oleh Allah, dipanjangkanNya umur kita. Kita dilindungi dari berbagai bahaya. Dialah yang menyembuhkan kita dari penyakit. Hanya Dia pulalah yang mengarahkan hidup kita dan semua makhlukNya.
Betapa banyak bukti kasih sayang Allah swt kepada kita. Karena setiap hirupan udara yang kita lakukan itu adalah pemberian Allah. Setiap kedipan mata itu adalah kasih sayang Allah. Setiap kali kita BAB (Buang Air Besar) dan BAK (Buang Air Kecil) itu adalah kasih sayang Allah swt. Semua yang ada pada diri kita, itu semua dari Allah swt.
"Setiap kedipan mata itu adalah kasih sayang Allah"
Inilah yang kita hayati setiap kali kita mengucapkan Al-Hamdulillah (segala puji hanya untuk Allah) itu adalah ungkapan terima kasih kepada Allah swt.
Inilah yang kita hayati setiap kali kita bangun tidur lalu membaca:
اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ اَحْيَانَا بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُوْرُ
“Segala puji hanya milik Allah yang telah menghidupkan kami setelah mematikan kami dan hanya kepadaNya kami di kumpulkan.”
Inilah yang kita hayati setiap kali kita selesai makan lalu kita membaca:
اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَطْعَمَنِيْ هَذَا وَرَزَقْنِيْهِ مِنْ غَيْرِ حَوْلِ مِنِّيِ وَلاَ قُوَّةٍ
“Segala puji hanya milik Allah yang telah memberi makan kepadaku dengan makanan ini dan mengaruniakannya kepadaku tanpa upaya dariku dan tanpa kekuatan.”
Inilah yang kita hayati setiap kali selesai BAB/ BAK lalu membaca setelah keluar dari kamar mandi:
اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَذْهَبَ عَنِّيْ اْلأَذَى وَعَافَانِيْ
“Segala puji hanya untuk Allah yang telah menghilangkan gangguan dariku dan telah menyehatkan aku.”
Betapa besar nikmat Allah kepada kita semua. Kebesaran nikmat-nikmat ini penting untuk kita renungkan minimal 1x sehari. Demikianlah kita berupaya menghidupkan cinta kepada Allah swt. Renungan serius seperti inilah yang kita harapkan dapat melahirkan ungkapan batin dan lisan: Aku sangat mencintaiMu ya Allah.
HambaMu sangat berterima kasih kepadMu ya Allah. Bimbinglah hambaMu yang lemah ini untuk mencintaiMu dan meraih cintaMu yang agung. Amin.
Dikala cinta kepada Allah telah tertanam, tumbuh dan subur di dalam hati, niscaya ibadah shalat pasti sangat membahagiakan. Dzikir dan do’a pasti terasa sangat menenangkan. Tilawah al-Qur’an pasti menenteramkan. Dan kita akan selalu bersemangat dalam kerja keras untuk pembuktian cinta kita kepada Allah swt dalam suasana hati yang penuh kebahagiaan.
Orang yang telah cinta kepada Allah melebihi cintanya kepada selain Allah, pastilah ia mendapatkan manisnya iman. Pastilah ia bahagia dengan pengorbanan yang tiada henti untuk Allah swt semata.
Orang yang telah mencapai derajat ini, tidak susah ketika menghadapi problem. Tidak cemas ketika menghadapi kesulitan. Ia telah tahu apa yang harus ia lakukan. Ia telah tahu kepada siapa ia mengadu. Kepada siapa ia menumpahkan semua permintaannya. Ia sangat yakin bahwa do’a-do’anya pasti mustajab.
Alangkah indah kehidupan orang yang cinta kepada Allah swt. Betapa ia menikmati pengorbanan di jalan Allah. Betapa ia menemukan keasyikan dalam ibadah, dzikir, do’a, tilawah, shaum, da’wah, sedekah, dan semua amal shaleh. Betapa ia tenang takkala semua orang gelisah. Betapa ia bahagia takkala semua orang susah. Betapa ia tegar takkala semua orang cemas. Itulah hasil kerja mujahadah (optimalisasi) yang panjang. Itulah buahnya iman dalam kehidupan di dunia ini.
Kita semua dapat mencapai tingkatan itu. Kita semua sewajibnya menjadikannya sebagai target-target ibadah dan amal shaleh. Sehingga kita selalu berupaya agar cinta kepada Allah swt mendominasi cara berfikir kita, pola hidup kita, prilaku dan tutur kata kita. Kita berupaya agar kita menikmati setiap dzikir dan do’a.
Membahagiakan diri dengan tilawah. Menenangkan pikiran dengan qiyamullail. Mensucikan hati dengan istighfar yang panjang. Kita berupaya untuk menyesal jika kita tidak shalat jamaah di masjid. Kita merasa rugi jika kita lupa shalat dhuha. Kita tidak tenang bila belum membuka Al-Qur’an selama sehari.
Yakinlah bila kita telah mulai mengupayakan semua ini dan yang lainnya, niscaya cinta kita kepada harta pasti berkurang! Niat-niat untuk menipu orang lain, untuk berdusta terhadap orang lain, pasti berkurang, kita pasti lebih tegar menghadapi berbagai problem dan tantangan hidup keseharian. Kita akan tenang di tengah badai kehidupan. Kita akan tersenyum di tengah penderitaan duniawi. Allahu Akbar!
Marilah kita ulangi kembali pemupukan cinta kepada Allah swt dalam hati kita. Mari kita siram cinta kita kepada Allah melalui keikhlasan, khusyu’, renungan dan pemaksaan diri untuk meningkatkan ibadah dan amal shaleh. Lalu.
Fastaqim (beristiqamahlah)!.
والله أعلم بالصواب، والله الموفق والحمد لله رب العالمين
0 komentar:
Posting Komentar