Allah Adalah Sumber Segala Sumber | Tauhid Asma' dan Sifat

Sebagai hamba Allah yang beriman,kita dihimbau senantiasa melakukan penghayatan iman, agar iman kita tetap hidup dan menghidupkan jiwa dan semangat, menghidupkan kebahagian dan kemuliaan, menghidupkan keberuntungan dan kesuksesan.

Penghayatan iman ini kita lakukan melalui renungan tentang Allah swt sebagai sumber segala sumber. Allah swt sumber segala kebaikan, semua kekuatan, seluruh kesuksesan. Semua yang kita inginkan, ada di tangan Allah swt. Semua yang kita impikan, ada dalam kehendak Allah. Hanya Dialah satu-satuNya yang maha berkuasa untuk mewujudkan semua harapan hambaNya. Hanya Dialah satu-satuNya pelindung kita, penolong kita, pembimbing kita, tumpuan harapan kita. Pembaharuan keyakinan-keyaki-nan ini, adalah penghayatan iman. Inilah yang wajib kita lakukan. Yaitu dengan meluangkan waktu setiap hari untuk menghayati kembali keyakinan-keyakinan ini. Allah swt berfirman:
اللَّهُ وَلِيُّ الَّذِينَ آمَنُوا يُخْرِجُهُمْ مِنْ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ وَالَّذِينَ كَفَرُوا أَوْلِيَاؤُهُمْ الطَّاغُوتُ يُخْرِجُونَهُمْ مِنْ النُّورِ إِلَى الظُّلُمَاتِ أُوْلَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
Allah pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah syaithan, yang mengeluarkan mereka dari dari cahaya kepada kegelapan (kekafiran). Mereka itu adalah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya. QS. Al-Baqarah : 257

Ayat mulia ini menegaskan bahwa Allah swt pemimpin, pelindung, penolong, pembela, pembimbing orang-orang yang beriman. Karena itu, maka Allah swt pasti mengeluarkan orang-orang yang beriman dari kegelapan jahiliyah kepada cahaya Islam. Dari kegelapan kekafiran kepada cahaya iman. Dari kegelapan hidup susah, gelisah, takut, cemas, bingung, kepada cahaya hidup bahagia, mulia, berani, kuat dan sukses.

Pada ayat mulia lainnya, Allah swt berfirman:
قُلْ لَنْ يُصِيبَنَا إِلَّا مَا كَتَبَ اللَّهُ لَنَا هُوَ مَوْلَانَا وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلْ الْمُؤْمِنُونَ
Katakanlah: "Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan
apa yang telah ditetapkan oleh Allah bagi kami. Dialah pelindung kami, dan hanyalah kepada Allah orang-orang yang beriman harus tawakkal". QS. At-Taubah : 51

Ayat mulia ini mengajarkan keyakinan bahwa Allah swt sumber segala sesuatu. Seluruh kejadian dan peristiwa pada diri kita dan pada alam semesta, bersumber dari Allah swt. Ayat mulia ini, mengajarkan kepada kita kepasrahan kepada Allah swt. Kepasrahan yang bermakna mengandalkan kekuasaan Allah yang tidak terbatas. Kepasrahan yang bermakna kesungguhan melakukan pendekatan kepada Allah swt, sumber segala sesuatu. Itulah aplikasi iman. Itulah nikmatnya iman. Allah swt berfirman pada ayat yang lain :
وَاعْتَصِمُوا بِاللَّهِ هُوَ مَوْلَاكُمْ فَنِعْمَ الْمَوْلَى وَنِعْمَ النَّصِيرُ
Dan berpeganglah kamu pada tali Allah. Dia adalah pelindungmu, maka Dialah sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong.QS. AL-Hajj : 78

Ayat mulia ini memerintahkan kepada kita untuk berpegang teguh pada Allah swt. Maksudnya, pada tali Allah swt, sebagai mana yang ditafsirkan oleh para mufassirin. Tali Allah ialah janji dengan Allah swt, Agama Allah, Kitab Allah.

Jadi kita diperintahkan untuk memegang teguh janji kita kepada Allah untuk senantiasa melaksanakan AgamaNya, senantiasa membaca KitabNya yang maha suci, mengkaji ayat-ayatNya yang mulia, merenungkan kandungannya, memperjuangkan petunjuk-petunjuknya.

Inilah garis perjuangan hidup kita, sebagai manifestasi keyakinan kita bahwa Allah swt sebaik-baik pelindung, sebaik-baik penolong. Inilah perjuangan iman. Inilah nikmatnya iman. Beginilah sebaiknya kita beriman.
Dalam sebuah hadits shahih Rasulullah saw bersabda:
احفظ الله يحفظك. احفظ الله تجده تجاهك.
إذاسألت فاسأل الله. وإذا استعنت فا ستعن با لله
“Jagalah Allah, niscaya Allah pasti menjagamu. Jagalah Allah niscaya kamu akan menemukan (pertolonngan Allah) di hadapanmu. Jika kamu meminta, mintalah kepada Allah. Jika kamu meminta pertolongan, mintalah pertolongan Allah”. HR. Muslim

Hadits mulia ini mengajarkan kepada kita bagaimana kita menjalin hubungan dengan Allah. Bagaimana kita akrab dengan Allah. Yaitu dengan menjaga batas-batas Allah, melaksanakan perintah-perintahNya dan menjauhi larangan-laranganNya. Inilah kiat untuk mendapatkan perlindungan Allah, pertolongan Allah dalam hidup ini. Perbanyaklah meminta bantuan Allah. Perbanyaklah memohon perlindungan Allah. Allah senang jika kita selalu mengingatNya, selalu menyebut namaNya. Allah menyambut kita jika kita berlari kepadaNya. Allah memaafkan kita jika kita mengaku bersalah dan memohon maaf dariNya.

Jika kita bahagia, bersyukurlah kita kepada Allah atas kebahagiaan itu. Jika kita mendapat tambahan rezeki, perbanyaklah ucapan Alhamdulillah dan hayatilah ucapan mulia itu. Tingkatkan ibadah, tilawah, dzikir dan da’wah. Demikianlah kita mengaplikasikan rasa terima kasih kepada Allah. Demikianlah cara kita memelihara karunia Allah dan memohon berkahNya. Sambil terus bekerja keras mencari rezeki yang halal.
Sebaliknya, bila kita susah, sedih, sakit, dapat musibah, menghadapi kesulitan hidup, bersabarlah atas ujian Allah tersebut. Perbanyaklah ucapan Astaghfirullah dan hayatilah ucapan mulia itu. Rasakanlah bahwa Allah hendak mensucikan kita dari dosa-dosa masa lalu. Allah hendak menguatkan jiwa kita dan meningkatkan iman kita. Tingkatkanlah ibadah, tilawah, dzikir, do’a dan da’wah. Demikianlah kita mengimplementasikan rasa sabar kita atas ujian yang kita hadapi. Sambil terus bekerja keras mencari solusi atas kesulitan yang kita hadapi, atau bersabar bila sakit, sambil terus berusaha untuk bertobat. Jalinlah kerjasama dengan orang lain untuk menemukan jalan keluar yang dijanjikan Allah swt.

Alangkah indah kehidupan seorang muslim yang senantiasa menghayati imannya dan mengamalkannya dalam setiap detik dari hidupnya. Keindahan itu bersumber dari keindahan hati yang senantiasa tersambung dengan Allah swt, sumber segala kebaikan, sang pemilik tunggal Asmaul Husna. Inilah kebahagian yang hakiki. Inilah kemulian yang sejati. Inilah kekuatan yang sebenarnya. Inilah kesejahteraan yang sesungguhnya. Inilah derajat yang tinggi yang hanya dirasakan oleh orang yang beriman.

Marilah kita menyadari bahwa problem hidup kita yang paling mendasar ialah kelalaian kita terhadap Allah swt. Penyebab semua problem hidup ini ialah terputusnya hati kita dengan Allah swt. Akar dari seluruh masalah hidup kita ialah perpalingan kita dari Allah swt.
“Astaghfirullahal Azhim Alladzi La Ilaha Illa Huwal Hayyul Qayyum Wa Atubu Ilaih”
Marilah kita memperbanyak istighfar yang khusyu’. Marilah kita memperbanyak ibadah yang ikhlas. Marilah kita memperbanyak tilawah Al-Qur’an yang dibarengi dengan penghayatan kandungannya. Marilah memperbanyak dzikir yang sesuai dengan sunnah Rasulullah saw. Marilah memperbanyak do’a dan permohonan kepada Allah, walau dengan bahasa kita sendiri. Marilah kita aktif berdo’a, memberi nasehat kebaikan kepada orang-orang yang kita cintai khususnya. Inilah jalan Allah. Inilah jalan menuju Allah. Inilah pembuktian iman kita kepada Allah. Semua itu kita lakukan dengan tidak mengabaikan kerja keras mencari nafkah yang halal, mem-bangun dunia kita yang kita niatkan untuk dipersembahkan kepada Allah swt.

Marilah kita bangkit untuk mengamalkan nasehat ini. Marilah kita perjuangkan konsistensi pengamalannya. Marilah kita menasehati orang-orang dekat kita untuk turut memperjuangkannya. Lalu fastaqim (Beristiqamahlah)!

0 komentar:

Posting Komentar