Memotret Senja
Memotret senja
Saat kita mulai menulis sebuah cerita
cerita cinta tentang kita berdua
dikala mentari mulai menua
di tepian langit berhias mega
Memotret senja
duduk di bibir pantai tak berombak
bersama kita menikmati waktu
beriring bisingnya suara kendaraan yang menderu
di pelataran jalan kota Maros yang terus melaju
Memotret senja
kini tinggal kenangan dalam benakku yang ragu
dan mungkin saja telah terhapus dari memorimu yang berisi pilu
tercampakkan diantara puing cinta yang terserak kaku
atau terkubur dalam serpihan rindu yang membeku
Memotret senja
kueja menjadi penggal-penggal kisah
hadir mengusik hati yang sedang berpeluk sedih
membisik sunyiku dalam tangis resah
seperti nyanyian jiwa bagi sepi yang gelisah
Memotret senja
lukisan buram kita yang terlupa
terbingkai dalam pigura tak bernama
yang coba kugantungkan kembali di sebuah menara cinta
ketika kau hadir tanpa tegur sapa
kemudian melangkah pergi tanpa sepatah kata
Memotret senja
senja yang selalu kunanti
membawa kau kembali
meski hanya dalam balutan mimpi
yang segera buyar bersama hadirnya pagi
Memotret senja
tak terucap lagi oleh kata
tak tertulis lagi oleh tinta
sebab cinta dan air mata
tangis dan tawa
suka dan duka
sedih dan gembira
derita dan bahagia
hanyalah sebuah cerita
mengantar perjalanan hidup semakin dewasa
mengiring usia kita menuju senja
Saat kita mulai menulis sebuah cerita
cerita cinta tentang kita berdua
dikala mentari mulai menua
di tepian langit berhias mega
Memotret senja
duduk di bibir pantai tak berombak
bersama kita menikmati waktu
beriring bisingnya suara kendaraan yang menderu
di pelataran jalan kota Maros yang terus melaju
Memotret senja
kini tinggal kenangan dalam benakku yang ragu
dan mungkin saja telah terhapus dari memorimu yang berisi pilu
tercampakkan diantara puing cinta yang terserak kaku
atau terkubur dalam serpihan rindu yang membeku
Memotret senja
kueja menjadi penggal-penggal kisah
hadir mengusik hati yang sedang berpeluk sedih
membisik sunyiku dalam tangis resah
seperti nyanyian jiwa bagi sepi yang gelisah
Memotret senja
lukisan buram kita yang terlupa
terbingkai dalam pigura tak bernama
yang coba kugantungkan kembali di sebuah menara cinta
ketika kau hadir tanpa tegur sapa
kemudian melangkah pergi tanpa sepatah kata
Memotret senja
senja yang selalu kunanti
membawa kau kembali
meski hanya dalam balutan mimpi
yang segera buyar bersama hadirnya pagi
Memotret senja
tak terucap lagi oleh kata
tak tertulis lagi oleh tinta
sebab cinta dan air mata
tangis dan tawa
suka dan duka
sedih dan gembira
derita dan bahagia
hanyalah sebuah cerita
mengantar perjalanan hidup semakin dewasa
mengiring usia kita menuju senja
Memotret senja..
masihkah kau ingat cinta ?
0 komentar:
Posting Komentar